METROINDONEWS.COM, KOTA BEKASI, Coreng hitam, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) banyak disalahgunakan oleh oknum kepala sekolah (Kepsek) yang bermental koruptif untuk kepentingan pribadi. Hal tersebut terlihat dari banyaknya kasus-kasus tentang dana BOS yang dikorupsi.
Perilaku koruptif oknum Kepsek dengan modus memanipulasi data seperti laporan tahunan, adanya nota-nota fiktif dari pembelian alat sekolah. Tidak di bayarnya guru honorer atau dikurangi jumlah gaji guru honorer, dan pungutan kepada wali murid untuk pembelian alat-alat sekolah. “Kemudian masalah pengadaan barang dan jasa menjadi sektor paling mudah terjadinya korupsi karena adanya manipulasi data didalamnya”. Suatu kejahatan tindak pidana Korupsi biasanya ketahuan setelah adanya audit tahunan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Hal serupa terjadi di SDN Medan Satria III Kota Bekasi, diduga kepala sekolah menjadikan dana BOS sebagai ‘bancakan’ untuk kepentingan pribadi. Pasalnya sejumlah pengadaan barang dan jasa, seperti belanja alat/bahan kertas atau cover sebesar Rp. 16.322.700. Belanja alat tulis kantor (ATK) sebesar Rp. 36.650.200 dan belanja alat/bahan perabot kantor sebesar Rp.14.271.900 diduga tidak dibelanjakan seluruhnya.
Kepala SDN Medan Satria III Kota Bekasi, Mujirah saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya di nomer +62 858-8469-0XXX mengatakan penggunaan dana BOS sudah sesuai aturan dan sudah dilaporkan ke Dinas Pendidikan secara berjenjang. “Sudah sesuai aturan dan sudah dilaporkan juga ke Disdik,” kata Mujirah melalui sambungan telepon WhatsApp, Senin siang (21/7).
Pengamat Kebijakan Publik, Ferry Yasin menanggapi dugaan penyelewengan dana BOS SDN Medan Satria III Kota Bekasi mengatakan dana BOS disekolah tersebut. Harus diaudit oleh Auditor Independen, biar terang benderang kemana aliran dana BOS tersebut,” cetus Ferry Yasin.
Sementara Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Alexander Zulkarnain saat dihubungi oleh awak media untuk dimintai tanggapannya terkait dugaan penyelewengan dana BOS di SDN Medan Satria III belum bisa dihubungi.
(SP/TR)
