METROINDONEWS.COM, JAKARTA – Pandangan tajam, Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo menyampaikan permohonan maaf dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Tidak dapat hadir dalam membuka sebuah kegiatan penting karena harus mendampingi Presiden di Bogor.
Tetapi Dedi menegaskan absennya Kapolri tidak mengurangi komitmen besar Polri untuk terus membuka diri terhadap kritik dan masukan publik.
Tentu sejak awal, Bapak Kapolri selalu menekankan bahwa Polri adalah organisasi terbuka.
“Sehingga kami harus siap mendengar saran, masukan, dan kritik dari seluruh komponen bangsa,” kata Dedi. Dalam acara seminar “Penyampai Pendapat di Muka Umum Hak dan Kewajiban, Tindakan Anarkistis Menjadi Tanggung Jawab Hukum” di PTIK Jakarta Selatan, Senin (29/9).
Dedi mengungkapkan pesan Kapolri yang memandang kritik sebagai bentuk kecintaan masyarakat terhadap institusi Polri. Menurutnya, masyarakat punya banyak cara untuk menyampaikan kritik, baik lewat forum diskusi, karya kreatif, hingga budaya.
Kapolri bahkan mendorong lahirnya lomba-lomba budaya sebagai ruang ekspresi. “Kritik itu lahir dari harapan agar Polri menjadi lebih baik, profesional, dan mampu menjaga demokrasi serta hak asasi manusia dalam semangat supremasi sipil,” ucapnya.
Menurut Dedi, kegiatan diskusi yang diikuti para narasumber serta pejabat utama Mabes Polri, Kapolda, dan jajaran Polda hingga Polres secara virtual ini menjadi momentum penting. Semua masukan, sambungnya, akan dicatat dan dijadikan bahan perbaikan Polri ke depan.
“Kemudian Bapak Kapolri menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh narasumber”. Setiap kritik dan saran hari ini adalah bekal berharga bagi Polri untuk terus berbenah sesuai harapan masyarakat,” tandasnya.
(BR/TR)