METROINDONEWS.COM, BENGKULU – Mulai timbul masalah, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu merawat 150 siswa dari sekolah tingkat PAUD, TK dan SD di wilayah tersebut yang diduga keracunan setelah mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Sementara para siswa ini dirawat di ruangan UGD dan telah mendapatkan penanganan dari dokter spesialis anak,” jelas Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Lebong Eni Efriyani ketika dihubungi awak media, Rabu (28/8).
Dia mengatakan pihaknya menerima kedatangan ratusan anak dari beberapa sekolah sejak pagi hingga siang hari.
Sejauh ini pihaknya belum dapat memastikan penyebab para siswa mengalami keracunan MBG.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebong Fachrurozi mengaku dirinya bersama Polsek Lebong terjun langsung memantau kasus keracunan MBG yang dialami oleh pelajar sejumlah sekolah swasta tersebut.
“Untuk mengantisipasi membludaknya pasien, pihak Polres Lebong juga sudah menyiapkan aula jika ruangan RSUD Lebong tidak mencukupi,” kata Fachrurozi.
Pelaksanaan program MBG di Kabupaten Lebong, lanjut dia, sudah mulai berjalan, namun pihaknya belum mengetahui pasti berapa jumlah penerima dan sekolah mana saja.
Mengenai siswa yang mengalami keracunan ini diketahui berasal SD IT Al Azhar, PAUD IT Al Azhar, SD Muhammadiyah 1 A Ujung Tanjung, dan TK IT Tabeak Kauk.
“Diketahui para siswa tersebut mengalami gejala mual, muntah dan lemas, beberapa saat setelah mengonsumsi menu MBG yang terdiri atas mi, bakso, sayuran, susu, dan telur yang kemungkinan menjadi sumber penyebab keracunan terjadi”.
Sementara pada bulan Juni lalu, setidaknya 1.376 anak sekolah diduga menjadi korban keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah. Pakar gizi masyarakat menyarankan agar program ini dihentikan sementara sambil menunggu evaluasi menyeluruh terhadap insiden keracunan yang terjadi di berbagai daerah.
“Melalui hasil investigasi dinas kesehatan di Bandung, Bogor, dan Tasikmalaya di Jawa Barat serta Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir di Sumatra Selatan”. Telah menemukan adanya kontaminasi bakteri Salmonella, E.coli, Bacilius cereus, Stapylococcus aereus, Bacillus subtilis, hingga jamur Candida tropicalis.
Sejumlah orang tua yang ditemui BBC News Indonesia mengaku trauma dan melarang anak mereka menyantap makanan dari pemerintah tersebut.
(ANT/BBC/MIN)