METROINDONEWS.COM, JAKARTA – Penegasan kinerja, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Rini Widyantini, mengatakan kebijakan work from anywhere (WFA) bagi aparatur sipil negara bukanlah kewajiban. Hal tersebut disampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (30/6).
Sehingga fleksibilitas kerja ini bersifat opsional. Jadi bukan kewajiban,” kata Rini.
“Kebijakan tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri PANRB Nomor 4 Tahun 2025 tentang Pelaksanaan Tugas Kedinasan Pegawai ASN secara Fleksibel pada Instansi Pemerintah”.
Bagian regulasi tersebut merupakan tindak lanjut dari PP Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin ASN dan Perpres Nomor 21 Tahun 2023 tentang Hari dan Jam Kerja ASN. Menurut Rini, penerapan WFA bergantung pada kesiapan masing-masing instansi pemerintah.
“Kendati demikian, apabila instansi belum siap atau tidak memiliki pengaturan pendukung, maka fleksibilitas kerja tidak wajib dijalankan”. Instansi pemerintah boleh menggunakan ini, tapi boleh juga tidak menggunakan fleksibilitas kerja. Kebijakan ini berlaku apabila mereka siap, karena sudah ada pengaturan di dalamnya,” sebut Menpan.
Kemudian dia mengemukakan kebijakan tersebut bukanlah hal baru karena sebelumnya telah dilakukan uji coba di beberapa instansi.
“Fleksibilitas kerja tetap harus berbasis pada kinerja yang terukur dan tidak menurunkan kualitas layanan publik”.
Rini menyebutkan pedoman tersebut diharapkan dapat menciptakan fleksibilitas kerja yang terukur berbasis kinerja, sekaligus tetap menjaga kualitas layanan publik.
Diharapkan dengan adanya pedoman ini, fleksibilitas kerja secara terukur berbasis kinerja, dan tetap menjaga kualitas layanan publik.
“Sedangkan fleksibilitas kerja bukan sekedar tren, tetapi juga kebutuhan untuk menjawab tantangan ke depan terhadap birokrasi,” imbuhnya.
(MPI/MIN)