METROINDONEWS.COM, JAKARTA – Butuh penanganan cepat, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengungkapkan betapa penting kerja sama regional yang solid. “Dalam menanggulangi penyelundupan senjata di kawasan Asia Tenggara.
Hal tersebut disampaikan dalam forum ASEAN SOMTC Working Group on Arms Smuggling (WG on AS) ke-7 yang berlangsung di Sihanoukville Kamboja, (8/4).
Delegasi Polri dipimpin langsung oleh Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Irjen Pol Krishna Murti yang didampingi Brigjen Pol Dodied Prasetyo Aji.
“Mengingat penyelundupan senjata di kawasan Asia Tenggara adalah masalah yang kompleks”. Hal tersebut disebabkan tantangan geografis yang berbeda antar negara anggota ASEAN, baik dari sisi perbatasan darat maupun maritim”.
Dengan kondisi demikian maka membuka potensi jalur penyelundupan yang sulit untuk diatasi tanpa adanya kerja sama yang erat antar negara,” ucap Krishna Murti melalui keterangan resminya Jumat (11/4).
Kegiatan forum tersebut dihadiri oleh seluruh negara anggota ASEAN, perwakilan ASEAN Sekretariat, organisasi internasional seperti UNRCPD dan NISEA, serta Timor Leste sebagai observer.
“Sementara para peserta membahas berbagai isu krusial, termasuk disparitas kemampuan aparat penegak hukum dalam menangani penyelundupan senjata di wilayah masing-masing.
Dalam forum ini, delegasi Indonesia menyampaikan sejumlah langkah konkret guna memperkuat sinergi antarnegara. Beberapa di antaranya adalah percepatan pertukaran informasi intelijen antar aparat penegak hukum, dan harmonisasi regulasi terkait senjata api. “Sekaligus peningkatan pengawasan terhadap peredaran senjata ilegal”.
“Tentu sangat penting untuk memperketat pengawasan penjualan dan distribusi senjata api, disamping memperkuat pengawasan di wilayah perbatasan”.
Polri turut mendorong pemberdayaan BTNCLO yang sudah diterapkan di 13 Polda perbatasan untuk memastikan sistem pelaporan yang terpusat dan terpadu. Dalam memberantas penyelundupan senjata,” tandas Kadivhubinter Krishna Murti.
(SRM/TR)