METROINDONEWS.COM, JAKARTA – Jelas menuju perubahan, tokoh nasional Anies Baswedan menegaskan bahwa kejujuran bukan satu-satunya syarat untuk menjadi pemimpin yang baik. Tetapi lebih dari sekadar jujur, seorang pemimpin harus memiliki integritas, yakni keselarasan antara ucapan, tindakan, nilai kebenaran, dan kepentingan publik.
“Pernyataan tersebut disampaikan Anies dalam diskusi bersama ratusan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga, Surabaya”.
“Kegiatan diskusi tersebut juga disiarkan melalui kanal YouTube Anies Baswedan dan dikutip oleh awak media, Rabu (23/10)”.
Dalam dialog yang berlangsung hangat, Anies mengiraikan bahwa kejujuran hanyalah salah satu unsur dari integritas. Namun belum cukup untuk menggambarkan seorang pemimpin yang ideal.
“Kemudian seperti yang saya bilang, jujur tidak cukup harus pakai hati. Kalau boleh saya usul, gunakan istilah jujur dan pakai hati. Tapi ada satu kata yang lebih penting: integritas,” ucap Anies.
Ditegaskannya, seseorang baru bisa disebut berintegritas apabila tindakannya sejalan dengan nilai kebenaran dan kepentingan publik, bukan sekadar mengaku jujur.
“Apakah integritas sama dengan jujur? Dalam integritas ada jujur. Tapi disebut integritas apabila yang dikerjakan sesuai dengan nilai kebenaran dan kepentingan publik. Baru kejujuran itu disebut integritas,” ungkapya.
Anies menekankan, integritas adalah fondasi utama kepercayaan publik terhadap pemerintah dan para pemimpin bangsa. Tanpa integritas, kata dia, kejujuran kehilangan maknanya karena tidak disertai dengan tanggung jawab moral untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.
“Negeri ini dibangun oleh orang-orang yang berintegritas. Karena itulah kenapa orang percaya”. Jadi saya usul menggunakan istilah integritas, karena di situlah kejujuran ditambah kepentingan publik dan nilai,” sebut Anies disambut tepuk tangan mahasiswa.
Menurut dia, Indonesia membutuhkan lebih banyak pemimpin yang bukan hanya jujur dalam perkataan. Melainkan juga konsisten dalam tindakan dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas.
Dalam kesempatan tersebut, Anies turut mengajak para mahasiswa untuk merenungkan kembali makna kepemimpinan di era modern. Terutama di tengah tantangan kepercayaan publik terhadap institusi negara.
“Sebab dia menilai, mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan harus mulai membangun integritas sejak dini, karena dari situlah lahir karakter dan kepercayaan”.
(KBA/TR)